Text

Anak bajang menggiring angin#1

Tidak Tersedia Deskripsi

Ketersediaan

Informasi Detail

Judul Seri

-

No. Panggil

899.221 SIN a

Penerbit

Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama., 1983

Deskripsi Fisik

363 hlm ,: 22 cm

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

899.221

Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Subjek

-

Info Detail Spesifik

"Terimalah perhiasanku ini, Nak," kata Dewi Sukesi. Dan perempuan tua ini pun mengalungkan untaian kembang kenanga di dada Kumbakarna! Mendadak alam pun membalik ke masa lalu. Tanpa malu-malu. Jeritan kedukaan menjadi madah syukur sukacita. Bermain-main anak-anak bajang di tepi pantai, padahal kematian sedang berjalan mengintai-intai. Gelombang lautan hendak menelan anak-anak bajang, tapi dengan kapal kematian anak-anak bajang malah berenang-renang menyelami kehidupan. Hujan kembang kenanga di mana-mana, dan Dewi Sukesi pun tahu, penderitaan itu ternyata demikian indahnya. Di dunia macam ini, kebahagiaan seakan hanya keindahan yang menipu. Sukesi terbang ke masa lalunya, ke pelataran kembang kenanga. Ia tahu kegagalannya untuk memperoleh Sastra Jendra ternyata disebabkan oleh ketaksanggupannya untuk menderita. Ia rindu akan kebahagiaan yang belum dimilikinya, dan karena kerinduannya itu ia malah membuang miliknya sendiri yang paling berharga, penderitaannya sendiri. Dan pada Kumbakarna lah kini penderitaan itu menjadi raja. Sejak penerbitannya yang pertama, buku Anak Bajang Menggiring Angin ini sangat disukai para pembaca. Oleh banyak pengamat sastra, buku ini dianggap sebagai kisah wayang yang bernilai sastra. Pengarang menimba ilham penulisan buku ini dari kisah Ramayana, yang hidup dalam masyarakat Jawa.

Pernyataan Tanggungjawab

sindhunata Ilustrasi isi: Hajar Satoto

Versi lain/terkait

Lampiran Berkas

Komentar